Museum Layang - Layang Indonesia

By Ursula Meta Rosarini - 8:00 am

18 Maret 2022


Hy guys, how are you?
Welcome to my blog!

Masih dalam rangka staycation di Jakarta Selatan. Minggu pagi, 31 Januari 2022 kami berkunjung ke Museum Layang - Layang Indonesia yang lokasinya hanya 4 Km dari hotel. Kami tiba di museum sekitar pukul 09.30 WIB dan museum masih sepi, loketnya pun belum buka. Padahal dari informasi yang aku baca, museum buka pukul 09.00 WIB.

Di depan loket

Tiket masuk

Akhirnya ada seorang penjaga museum yang menghampiri kami dan menemani kami menunggu sampai pengelola museum ada yang datang. Tidak lama kemudian, 1 orang pengelola museum datang, loket langsung dibuka. Setelah melakukan pembayaran, kami diarahkan untuk menonton video tentang layang-layang di ruang audio visual. Setelah beberapa menit, Aksara bosan dan mulai rewel minta keluar, kami pun memutuskan untuk keluar dan mulai untuk keliling museum. Kami dipandu oleh salah satu guide.

Ruang audio visual

Bagaimana Museum Layang-Layang Indonesia berdiri?
Museum Layang-Layang Indonesia didirikan oleh ibu Endang Ernawati, seorang pakar kecantikan yang menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985. Ibu Endang mendirikan museum ini karena kecintaan beliau pada layang-layang. Beliau mulai jatuh hati pada layang-layang saat pertama kali membeli layang-layang di Amerika Serikat pada tahun 1970.

Ibu Endang Ernawati

Beliau membeli sebidang tanah di samping rumahnya dan mendirikan bangunan yang sampai saat ini difungsikan sebagai Museum Layang-Layang Indonesia yang resmi dibuka untuk umum pada 21 Maret 2003. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk mempromosikan layang-layang kepada masyarakat yang lebih luas agar masyarakat mencintai layang-layang sebagai tradisi Indonesia.

Kiprahnya dalam mendirikan Museum Layang-Layang Indonesia ini juga mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pemecahan rekor pemrakarsa dan penyelenggara pembuatan layang-layang berbentuk diamond terbesar pada tahun 2011 yang diberikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, I Gede Ardika.


Darimana layang-layang berasal?
Dalam catatan sejarah, banyak yang menyebutkan bahwa layang-layang berasal dari China sekitar tahun 2.500 SM, namun benarkah demikian? Pasalnya, di Pulau Mina, Sulawesi Selatan, ditemukan lukisan prasejarah pada dinding gua yang berbentuk figur yang sedang bermain layang-layang. Lukisan tersebut diperkirakan berumur 5-9 ribu tahun. 

Jika demikian maka layang-layang bukan berasal dari China melainkan dari Indonesia, sayangnya sampai saat ini tidak ada bukti yang pasti dari mana layang-layang ini berasal.

Koleksi di Museum Layang-Layang Indonesia
Guide mengajak kami ke bangunan utama pada museum ini yaitu sebuah pendopo, pengunjung harus melepas alas kaki saat berada di pendopo. Di Pendopo ini terdapat beberapa layang-layang, yang kebetulan saat kami berkunjung temanya wayang yang dibuat untuk merayakan hubungan kerjasama antara Indonesia dan India dalam kolaborasi untuk show case layang-layang yang mencerminkan Indonesia dan India. Jadi mereka mengambil tema wayang dari kisah Mahabarata. Selain pewayangan, ada juga beberapa layang-layang bentuk 3 dimensi seperti kapal layar, capung, kuda dan masih banyak yang lainnya.

Di depan pendopo

Layang - layang di pendopo

Setelah itu kami diajak ke ruang koleksi museum. Di sini koleksi layang-layangnya semakin beragam baik ukuran, bentuk maupun bahannya. Koleksi yang cukup unik dari museum ini adalah layang-layang kecil dari Tiongkok. Ukurannya hanya beberapa centimeter, super mini pokoknya. Namun yang berukuran besar juga banyak, ukurannya berkisar 2 - 5 meter.


Kiri : Layang- layang untuk menangkap ikan

Museum ini merupakan museum layang-layang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Di museum ini terdapat lebih dari 500 koleksi layang-layang tradisional dari seluruh penjuru tanah air juga beberapa layang-layang dari luar negeri. Namun hanya 100 layang-layang yang dipamerkan secara bergantian karena keterbatasan tempat. Layang-layang tersebut merupakan sumbangan dari para pelayang Indonesia maupun hasil buatan seniman layang-layang.

Layang-layang dari dalam dan luar negeri

Beberapa layang-layang yang mencuri perhatian kami adalah layang-layang yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti daun kering dan akar-akaran sebagai tali untuk mengikatnya, jadi tidak menggunakan kertas maupun tali sama sekali. Semuanya organik. Bantuk dan ukurannya pun bermacam-macam. 

Layang-layang dari bahan2 alami

Untuk apa layang-layang difungsikan?
Sebagian orang menganggap layang-layang mungkin hanya salah satu dari sekian banyak mainan masa kacil. Namun, lebih dari itu, di beberapa daerah, layang-layang memiliki fungsi lain yaitu:
  1. Dilibatkan dalam sebuah upacara ritual pada masyarakat adat tertentu, misalnya sebagai informasi adanya uparaca pernikahan
  2. Digunakan oleh para petani untuk mengusir burung di sawah 
  3. Digunakan oleh beberapa nelayan untuk menangkap ikan
  4. Di Bali, digunakan untuk ritual memanggil hujan
Layang-layang untuk informasi / ritual pernikahan

Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri layang-layang juga digunakan untuk beberapa ritual seperti:
  1. Di Jepang, diterbangkan di atas rumah oleh ibu yang telah melahirkan anak pertama laki-laki
  2. Di Korea, digunakan untuk mengusir roh jahat
Aksara & ayah mewarnai layang-layang

Diluar fungsi fisik dari layang-layang. Layang-layang juga berfungsi untuk membangun kreatifitas anak usia dini. Senangnya, di sini pengunjung diajak untuk membuat dan mawarnai layang-layang, dengan alat dan bahan yang sudah disediakan oleh pengelola museum, hal ini juga alasan kami berkunjung ke museum ini.

Aksara pasti excited membuat, mewarnai dan bermain layang-layang di sini. Fungsi edukatif inilah yang menjadikan Museum Layang-Layang Indonesia selalu ramai  oleh rombongan anak sekolah yang datang dengan didampingi oleh guru-guru mereka.

Kondisi  Museum Layang-Layang Indonesia selama pandemi
Namun sayangnya selama pandemi ini Museum Layang-Layang Indonesia harus berjuang keras untuk tetap dapat bertahan, mengingat museum ini dikelola oleh swasta tanpa bantuan dari pemerintah.

Sebelum pandemi, jumlah pengunjung bisa sampai 4 bus atau 200 orang per hari, sejak pandemi, 2 pengunjung perhari saja belum tentu. Mereka harus memutar otak untuk itu. Sempat ditutup selama berbulan-bulan dan setelah kembali buka pun pendapatnya tidak kunjung membaik. Karyawan yang tadinya berjumlah 10 orang, kini tinggal 4 orang.

Akhirnya mereka membuka kelas tari Jawa yang bekerja sama dengan Sanggar Asri Welas dan diajar langsung oleh Asri Welas setiap Sabtu pagi. Selain itu, mereka juga membuka kelas membatik, workshop keramik hingga melukis di atas payung. Kegiatan ini merupakan strategi baru bagi pengelola untuk tetap menarik minat kunjungan kepada masyarakat yang lebih luas.

Tiket masuk, fasilitas, alamat & jam buka
Saat kami berkunjung, tiket masuk untuk dewasa @ Rp 25.000 dan anak-anak Rp 20.000, jadi kami bertiga totalnya Rp 70.000. Sekilas memang nampak mahal untuk tiket sebuah museum, namun, mengingat museum ini dikelola oleh swasta juga jika dibandingkan dengan fasilitasnya, harga tiketnya sangatnya pantas.

Musholla

Gift shop

Fasilitas:
- Guide yang ramah & informatif
- Video dokumenter seputar layang-layang dari seluruh dunia
- Workshop membuat dan mewarnai layang-layang
- Mushola
- Toilet
- Gift shop
- Tempat parkir luas
- Gazebo dan kursi untuk istirahat

Jam operasional:
Setiap hari, pukul 09.00 - 16.000 WIB
Hari libur nasional tutup

Alamat:
Jl. H. Kamang No 38, Kel. Pondok Labu, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan 


Area di depan pendopo

Mengingat lokasinya di tempat terbuka (outdoor) yang sangat rindang, jadi harus pakai lotion anti nyamuk ya kalau tidak mau digigit nyamuk.




Kami sangat menikmati kunjungan kami ke Museum Layang-Layang Indonesia ini, selain wawasan tentang layang-layang jadi bertambah, Aksara juga senang sekali berkunjung ke museum ini, dia jadi punya layang-layang yang diwarnai sendiri. Thank you for reading, see you on my next post.




  • Share:

You Might Also Like

78 comments

  1. Unik banget tempatnya ya. Nggak nyangka kecintaan beliau dengan layang-layang bisa jadi museum dan tempat wisata. Layang-layang memang cuma bukan mainan anak-anak tapi juga karya seni ^^

    ReplyDelete
  2. Kebetulan bgt pas ada kerja sama with India ya, jadi bikin layang2 khusus untuk merayakan kerjasama itu, soalnya di India sendiri juga ada museum layang2, waktu trip ke India aku ditawari destinasi wisata kesana tp aku ga ambil karna ga tertarik hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya beb, ooo di India aja juga ya museum layang2? pasti keren juga yaa

      Delete
  3. Waktu kecil suka main layang layang.karena lokasi tinggal di pinggiran pantai.enak main layang layang na. Jadi pengen kesana. Siapa tahu dapat satu yg gede.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahha, kalau di pinggir pantai emang enak banget buay mainan layang2 ya mas

      Delete
    2. anginnya membantu ngangkat layangan, n tak mengganggu orang mbak . heheh

      Delete
    3. Nah iya bener banget mas, nggak takut nyangkut ke tiang listrik atau kabel2 ya mas

      Delete
  4. Wahhh, aku seumur2 di Jakarta kok ga tau ya ada museum ini, padahal aku sering ke Jaksel juga, mungkin iklannya kurang banget kali ya.

    Semoga ke depannya museum sekeren ini lebih dikenal masyarakat, lebih banyak pengunjungnya juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Situ kemana aja mas wkwkwk

      Amin, semoga aja jadi lebih rame

      Delete
  5. Wah di Jaksel ya.
    Noted nih, siapa tahu bisa ke sana bareng ponakan.
    Apalagi serunya bisa tahu tentang layang² yang gak hanya Indonesia aja, tapi juga luar negeri

    ReplyDelete
  6. Anakku cowok pasti suka bamgeet diajak ke musium layang layang begini.
    Sayang di Jakarta. Jaauuh dari kota kecil kami di Jawa Tengah.
    Koleksi layang layangnya cukup banyak ya disini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anakku juga suka banget ama layang2 ini mbak, kalau pas ke Jkt mampir kesini mbak

      Delete
  7. Lumayan juga tiket masuknya 25 ribu.

    Wah, jadi layang-layang sebenarnya aslinya dari China atau Indonesia ya, mungkin asalnya dari Indonesia lalu direnovasi orang China kali ya.

    Aku dulu waktu kecil juga suka main layangan apalagi kalo liburan sekolah.😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga ada yg tau pasti aslinya darimana mas hahahaha,

      emang mas agus pernah kecil??

      Delete
  8. Baru tau kalau ada museum layangan, koleksi layangannya luar biasa banyak dalam berbagai bentuk dan jenis.
    Kalau ngomongin layangan jadi ingat masa kecil, betah banget dengan layangan, sampai keringat dan terbakar matahari, main layangan di lapangan sepak bola.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku dulu main layang2 di sawah kak, pas bukan musim tanam ama panen tapi hahaha

      Delete
  9. wah deket citos dan cilandak kko yae ya...ama ragunan xixixi...jadi penasaran

    eh lukisan bu ernanya bagus banget...kayak foto asli

    jadi tau say nek layangan udah ada sejak 200 sebelum masehi. Memang peradaban bikin kagum ya..jaman dulu mungkin bentuke sederhana kalau saiki wes macem macem benyuke.mulai dari yang besar hingga yang mini imut....biasane nek di bali dilombakan nih...dan yang bentuke unik itu yang mencuri perhatian. Eh aku suka yang bentuke burung hanti iku loh met..imut banget...sama yang elang dari bahan organik kelihatan gahar tenan. Tapi iyo sih sejak pandemi apa apa mah sepi.memang harus bisa puter otak buat pengusaha atau pemilik tempat wisata agar bisa tetep gaji karyawan dsb.

    tapi aku baru tau asri welas ngajar tari di sanggar loh...kereeen

    (´✪ω✪`)♡

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhaha iya da juga di videonya mbul kalau di Bali emang di lombain layang2nya, mana ukurannya segede gaban dan bentukane juga lucu2 bgt, bikin gemes.

      Kalau kamu mau kursus nari ama mba Asri Welas bisa juga loh mbul wkkwkk

      Delete
  10. Wow, layang-layang sudah hampir tidak terdengar lagi beberapa tahun ini, padahal ini dulu seru banget kalau udah musimnya. Luar biasa layangan yang ada di sana, mempertahankan adat dan budaya Indonesia banget. Keren!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, skrg udah jarang bgt ya main layang2, apalagi rumah semakin padat dan lahan kosong mulai berkurang

      Delete
  11. Wahh baru tau ada museum layang-layang di Jaksel. Bahkan layang-layang berasal dari China ya Shay wkwk. Huhu tapi sedih juga ya selama masa pandemi harus berjuang keras meramaikan museum itu lagi. Semoga segalanya lekas membaik 🥺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga ada yg tau pasti say layang2 itu darimana hahahha

      Iya sayang bgt jadi sepi selama pandemi

      Delete
  12. Apakah di area museum ini ada lapangan untuk main layang-layang? Jadi penasaran deh, kalau suatu saat berkesempatan ke Jakarta, semoga aku bisa ke sana. Thanks infonya, mbak

    Oh ya aku jadi ingat temanku satu batch penulis GLN 2019 ada yg menulis buku cerita anak ttg layang-layang dari daerah asalnya, Kendari

    Nama layang-layangnya Kaghati Kolope. Bisa dibaca dan download di website Kemdikbud, mbak

    Oh ya komentarku sebelumnya aku hapus ya, soalnya ada link hidup, barangkali kamu nggak berkenan 😁 maaf yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga ada lapangannya sih mbak, tapi halamannya cukup luas kok buat bermain layang2 mini bisa lah.

      oke siap mbak, meluncur ke website Kemdikbud

      Delete
  13. Anak saya bakalan senang banget nih kalau diajak ke museum layang-layang ini, dengan resiko, pulangnya wajib beli layang-layang juga hahaha.

    Apalagi kece-kece banget ya say, unik banget bentuknya, seingat saya, waktu kecil orang main layangan tuh bentuknya itu-itu aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga usah beli mbak, kan disana include bikin dan mewarnai juga, bawa pulang yg itu aja kaya Aksara haahha

      Delete
  14. Aku kemana aja baru tahu ada Museum Layang-layang di Jakarta 😂. Terima kasih Kak Meta udah ajak aku jalan-jalan virtual! Beneran baru tahu banget nih aku 😂
    Koleksi layang-layangnya juga bagus-bagus bangetttt. Ini sih bisa sekalian cuci mata kalau ke sana karena bentuknya kreatif dan warna-warni banget 😍
    Semoga Museum Layang-layang bisa segera bangkit kembali, aku sedih mendengar cerita tentang museum ini di masa pandemi hiks 😭. Soon kalau udah PTM untuk semua sekolah, aku yakin museum ini akan kembali ramai. Amiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahhaha, ayo Lia jalan2 ke Jaksel wkwkwk

      Iya semoga kalau udah full PTM museum ini rame lagi ya

      Delete
  15. oh, ada juga museum layang layang ya?
    lumayan keren

    ReplyDelete
  16. Seru juga lihat museum layang-layang, sebelum pandemi di Jogja ada Festival Layang-Layang, mesti ramai kalau ada event tersebut.

    ReplyDelete
  17. Wah kasian ya sejak pandemi jadi struggle gitu untuk bertahan, padahal keren bgt buat nambah wawasan juga mainan anak2 sekolah, tapi ya memang sejak pandemi anak2 sekolahnya juga online.

    Semoga bumi lekas membaik dan semua kembali normal

    ReplyDelete
  18. Oalah, jadi ini toh museum layang2 itu, belum lama ini aku kepo bgt sama museum ini, karna kebetulan kmrn ada acara di Jaksel, kakaknya ngajakin kesini tapi ga jadi pergi karna ada hal mendesak.

    Asli keren banget ya, koleksi layang2nya banyak banget, bocil ya udah pasti suka sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yahhh sayang bgt beb, semoga lain waktu bisa berkunjung ke museum ini ya, asli keren banget loh

      Delete
  19. Oh, ternyata layangan punya cerita unik. Di Jepang, diterbangkan di atas rumah oleh ibu yang telah melahirkan anak pertama laki-laki
    Di Korea, digunakan untuk mengusir roh jahat. Terima kasih telah berbagi informasi, ananda. Ursula.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi iya tradisi tiap negara emang beda2 bunda

      Delete
  20. Aksara bakal jago mendisain layangan.
    Serius banget ngewarnai layangannya.

    ReplyDelete
  21. udah lama banget ga ke museum, jadi pengen explore lagi nih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. cuss explore museum lagi, jgn lupa vaksin booster dulu

      Delete
  22. Aku pernah kesini waktu sebelum pandemi, waktu itu weekday pas ada rombongan anak sekolah juga, rame banget jadinya. Tapi emang keliatan bgt anak2 antusias bikin dan mainan layang2. semoga museum ini kembali banyak pengunjung seperti sebelum pandemi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahhh malah rame banget pasti ya kalau bareng rombongan bocah2 gitu hihihi tapi seru ya liat antusiasme mereka

      Delete
  23. Wah kasian juga ya meraka berjuang sendiri untuk bertahan di pandemi ini, emang kalau museum swasta gitu, museum bisa aja tutup tapi pegawai kan tetep harus digaji, semoga segera ramai pengunjung, apalagi skrg kan anak2 udah vaksin

    ReplyDelete
  24. Waaaah, aku juga punya cerita di blog tentang kunjungan aku dan anak2 ke Museum Layang-Layang. Tapi anak2ku duluuu masih kecil2 wkwkwkwkwk aku juga masih muda eaaa :D Pernah juga nonton video tentang layang2nya dan sejarah museum ini. hebat ya penggagasnya bisa mengumpulkan koleksi sebanyak ini. Unik2 banget. Jadi pengen ke sana lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalah, dulu ke museum ini tahun berapa emang mbak? udah lama bgt ya kayaknya kalau anak2 masih kecil dan maminya masih muda wkwkwkkw heehhe

      Delete
  25. Wah keren banget ya bu pendirinya, berawal dari cinta sama layang2 sampai mendirikan museum sendiri sebagus ini, koleksinya banyak, tempatnya bagus pula. Semoga selalu ramai pengunjung meskipun pandemi melanda

    ReplyDelete
  26. aku pernah ke sini kebetulan dekat penginapan pas ada acara Ksianival
    keren banget ini mbak
    aku liat video dulu tapi ga sempaat praktik
    suka banget sama penataan ruangannya
    apalagi yang layangan gede2 itu bisa awet yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren banget ya mas museumnya, aku juga liat videonya tp cuma bentar hahah, Aksara ruwing

      Delete
  27. wahhhh macam macam bentuk macam macam warna ada. di kawasan situ juga ada pesta layang-layang ke?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau pesta layang2 sepertinya tak ada kak, masalahnya ini di kota besar, banyak bangunan tinggi dan tak ada tanah kosong

      Delete
    2. alaa sayangnya. kalau ada pesta layang-layang, tentu lagi ramai orang datang melawat museum ini. sama seperti di Pasir Gudang, Johor. di sana, disebabkan setiap tahun ada pesta layang-layang, jadi mereka buat sebuah museum kecil.

      Delete
  28. Wahh keren banget kak museum ini, cantik2 banget bentuk layang2nya, tapi kalau sebesar itu emang bisa diterbangkan ya kak? atau cuma buat pajangan aja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh kamu kemana aja beb, layang2 yg di lombain di Bali itu segede gaban loh, cek ke yutub cus

      Delete
  29. wah saya jadi tahu sejarah layang-layang
    museumnya keren banget ya
    harga tiketnya juga tergolong murah

    ReplyDelete
  30. Baru tau di Jakarta ada museum Layang Layang. Dan nampaknya ada bamyak lagi museum yang unik di Jakarta. Terimakasih infonya mbak. Besok2 kalau ada kesempatan, mau main ke sana deh 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas ga bakal nyesel deh berkunjung ke museum ini

      Delete
  31. harga tiket segitu okelah. Aku ngebayangin ribetnya ngebersihin layang2 segitu banyaknya, biar tetap kelihatan rapi dan menarik... Jadi mupeng juga mau liat langsung

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya harus telatel ngebersihinnya kak hihi, liat sendiri lebih menarik

      Delete
  32. Ini langsung masuk ke wishlist destinasi yang mau aku kunjungi! Koleksinya cakep-cakep dan keren banget! Aku langsung salfok sama layangan yang bentuk burung hantu, lucu 😍

    ReplyDelete
  33. Wah cukup terjangkau dan tempat nya asik lumayan buat foto konten ya gasih hehehe btw museum layang2 ini kayaknya udah terkenal banget dan sering jadi tempat syuting ftv atau wisata anak sekolah ya, pengen kesana juga deh

    ReplyDelete
  34. 5 tahun yang lalu sudah dua kali masuk meseum layang2 Cilandak...Kalau untuk sekarang ini paling cuma lewat doang.🤣🤣🤣


    Tapi banyak yang berubah tampilan dalamnya malahan kesan artistiknya semakin dapat dan menarik.😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh keren nih mas Satria.

      Ga pengen kesana lagi mas? wkwkkw

      Delete
  35. Museum yang sangat menarik nih. Bisa membuka kenangan masa kecil. Semoga nanti bisa berkunjung ke sini.

    ReplyDelete
  36. Aku ga tau kalo ada museum layang2 di Jaksel 😂😅.. duuuuh padahal bagus begitu. Kalo ttg harga tiket, mengingat koleksinya banyak dan tempatnya juga bagus, malah terhitung murah dan worth it. Bakal aku datangin Ama anak2 mba. Apalagi ada kegiatan menggambar layangan. Suka bangettt itu mereka.

    Dulu si adek pernah minta dibeliin. Tapi mengingat aku dan suami ga bisa main, jadinya ga dibeli2 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rekomen bgt kalau sama ank2nya, emang yg tertarik ama beginian kan pasti anak2 mba hihihi

      Jgn lupa bawa anti nyamuk, kalau2 persediaan disana abis hihihi, di kebon soalnya hahhaa

      Delete