23 Jam Sebelum Persalinan

By Ursula Meta Rosarini - 8:00 am

13 Oktober 2020


Hy guys, how are you?
Welcome to my blog!

Sesuai janjiku, kali ini aku sharing proses sebelum persalinan, tepatnya 23 jam sebelum persalinan. Jadi sejak pertama kali aku melihat garis dua di testpack, aku sudah berkomitmen untuk melahirkan secara normal. Bahkan aku melakukan berbagi upaya agar bisa lahiran normal seperti rajin jalan-jalan, senam hamil, latihan pernafasan dll.

Hari itu, Sabtu, 18 April 2020 pukul 01.00 WIB aku merasa perutku sedikit mulas, aku beranjak dari tampat tidurku dan pindah ke sofa di ruang tamu, sambil makan beberapa potong cake & aku menyalakan televisi (ini kebiasaanku sejak hamil 8 bulan, selalu terbangun saat tengah malam untuk ngemil bahkan kadang sampai makan berat hahaha).

Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB, perutku terasa semakin mulas setiap beberapa menit, akhirnya aku membangunkan suamiku, karena panik, suamikupun meminta aku untuk membangunkan ibuku. Kata ibuku, itu adalah tanda-tanda akan melahirkan.

Setelah itu ibuku langsung masak, kami semua mandi, sarapan dan bersiap-siap untuk ke Puskesmas. Pukul 05.30 kami sampai di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Sesampainya di Puskesmas, bidan mengobservasi kondisiku dan ternyata sudah bukaan 3, yes senangnya sebentar lagi akan bertemu dengan si buah hati.

Karena saat itu sudah pandemi Covid-19, bidan menyarankan ibuku untuk pulang, karena pasien hanya boleh ditunggu oleh 1 orang saja.

Pukul 07.00 WIB aku sudah berada di ruang tunggu khusus untuk ibu yang akan melahirkan, bidan mengambil sampel untuk cek darah, setelah beberapa kali observasi ternyata detak jantung janinku tinggi (diatas rata-rata) sehingga pukul 11.00 WIB aku dipindahkan ke ruang bersalin untuk mendapatkan bantuan oksigen.

Salah satu penyebah detak jantung janin tinggi adalah stres janin (mungkin bayiku pusing cari jalan buat keluar kali ya). Jika janin mengalami stres dalam kandungan kemungkinan besar dia akan BAB dan kotorannya itu bisa termakan olehnya, jika hal itu terjadi, janin bisa keracunan.


Sampai pukul 17.30 WIB, aku masih berada di bukaan 3 dan kondisi detak jantung janin semakin tinggi, bidan di Puskesmas semakin panik dan akhirnya memasang infus, tidak lama setelahnya mereka merujukku ke rumah sakit. Mereka mengatakan kemungkinan aku harus di operasi (caesar).  Aku semakin stres tapi tidak mau menyerah dengan keadaan, aku mau lahiran secara normal!

Satu orang bidan mengantarku sampai ke RS, selama perjalanan, bidan selalu meminta sopir ambulan untuk menambah kecepatan laju ambulance dikarenakan kondisi gawat janin. Pukul 19.00 WIB kami sampai di IGD RS Kartika Pulomas. Disana diambil sampel darah lagi untuk yang kedua kalinya. Ternyata kadar gula darahku rendah, akhirnya perawat IGD mengganti infusku dengan infus lain yang sesuai dengan kebutuhanku. 

Dokter meminta perawat untuk mengantarku ke ruang operasi, aku dan suami terkejut setengah mati, kami minta diusahakan untuk persalinan normal terlebih dahulu, dan akhirnya aku diantar ke ruang tunggu bersalin untuk diobservasi, setelah diobservasi, suprise, ternyata sudah bukaan 7.

Pukul 21.00 WIB aku masuk ke ruang bersalin, detak jantung janin semakin tinggi, volume oksigen ditambah, kontraksi semakin sering dan semakin sakit tapi aku semakin semangat karna aku yakin aku bisa melahirkan secara normal.

Pukul 23.00 WIB ketubanku dipecah, pembukaan lengkap, aku diajari cara mengejan dll, ternyata tidak cukup 2 atau 3 kali mengejan, aku menejan sampai puluhan kali, aku kehabisan tenaga karena sudah terlalu lelah selama 23 jam terakhir. Tapi bidan selalu memaksaku untuk mengejan dengan benar karena kondisi gawat janin dan janin harus segera dilahirkan.

Tepat 23.35 WIB, akhirnya terdengar tangisan bayi mungil yang lahir sehat tanpa kekurangan apapun. Akhirnya aku dan suami bisa bernafas lega, tanpa kami sadari, kami berduapun menangis saking bahagianya, suatu kebagiaan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. 

Tidak berhenti sampai disitu, ternyata aku harus membayar mahal sebagai konsekuensi atas persalinan normal yang aku pilih. Aku mengalami robekan perineum (bagian antara vagina sampai anus) yang sangat parah. Untuk cerita ini akan aku tulis terpisah di postingan selanjutnya ya. Terima kasih sudah membaca kisahku.

  • Share:

You Might Also Like

60 comments

  1. mba meta tidaa sendiri, aku pas hamil anak lanang itu klo malem juga ngemil berat mba ngemil nasgor hahahahah

    tapi deg degan euy..pas tetiba mules untunglah semua pada siaga 1 ya, ada ibuk mba meta juga di situ hihi, aku lahiran cuma berdua aja mba meta ama pak suami ke rs, ortu n mertua datang belakangan wakkakaka


    eh itu deg degan juga loh, uda bukaan 3, dan memang benar mba meta jika di dalam bayi stress bisa pup trus ketelan dan menyebabkan keracunan ..makanya kadang kalau sudah gawat dokter biasanya menyarankan caesar..beruntung pas mba meta langsung cepat bukaan 7, aku pas lahiran caesar tapi tetep dicek bukaan ama bidan, ya Alloh tangan uda masuk masuk area terlarang ehh tervital mana sakit banget lagi hahhaha ...dan pastinya garuh ga mba met dicerewetin bidan suruh ngeden wkwkwkwkw...

    #eh baca ginian kok aku jadi kangen hamil lagi ya #eh piye iki hahhahahha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak mbul, Puji Tuhan banget, ibuku udah dateng jauh2 dr Lampung sebulan sebelum aku lahiran, emang udah niat banget mau nunguin cucu hihihi.

      Bener mbak, pas dicek bukaan itu sakitnya yaloh, ga terungkapkan ya mbak.

      Delete
  2. Ini alasan aku ga mau lahiran normal beb, aku takut sakit, takut jarum lah pokoknya serba takut kalau harus lahiran normal.

    Untung aja suami, ortu dan mertua support buat sc, buat mreka yg penting aku enjoy aja, yg penting baby lahir sehat aku juga sehat selamat gitu aja sih.

    Anak kadua nanti tentunya aku mau sc lagi, enak banget beb, nggak sakit sama sekali, nggak perlu ngrasain kontraksi, nggak dicek2 vaginanya buat cek bukaan, nggak ngejan hahha, cuma di anestesi terus oe oe deh si baby udah keluar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak kedua atau ketiga beb? kan udah 2 anaknya wkwkwkwk.

      Seenak2nya lahiran sc aku tetep mau normal aja beb, aku justru takut bgt kalau sc, tp ya itu pilihan beb, kita tau lah ya yg terbaik buat kita dan si baby, yg penting sehat & selamat semuanya. Normal atau sc cuma caranya aja yg beda.

      Delete
  3. Waahh perjuangan yamg panjang bagi seorang ibu nih...23 Jam Saya juga mengalami waktu istri melahirkan Dramanya yaa boleh dikatakan hampir sama seperti kisah diatas. Karena normal juga.

    Tapi selamat yaa mbak Meta akhirnya semuanya berjalan lancar meski melalui berbagai macam drama..😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi, banyak drama ya mas wkwkwk, makasih ya mas

      Delete
  4. Selamat ya Mbak, atas kelahirannya.
    Dan semoga cepat pulih.

    ReplyDelete
  5. Yeaeyy you've passed it kak.
    Rasanya sesuatu ya kak, kalau aku as professional, aku lebih suka persiapan SC, ga ribet, bidannya ga cape juga, hahaha.

    Salut sama ibu2 yang memang memperjuangkan haknya buat lahiran normal, I know itu nyawa yg dipertaruhkan, soalnya byk bgt ibu2 yg memang terpaksa hrs SC dan kayaknya mreka sedih gitu ga bisa normal, tp ya apapun cara persalinannya, yg penting untuk keselamatan ibu & bayi.

    congratulation once again kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahha, I know beb kenapa dokter jaman now lebih banyak yg dikit2 nyuruh SC aja, aku paham bgt ky apa capeknya dokter n bidan yg nanganin persalinan normal hihihi.

      Thank you ya mbak

      Delete
  6. Saya ngilu ngebayangin diinfus, diambil darahnya berkali-kali, paling takut sama jarum suntik. Pakai oksigen itu rasanya gimana mbak? sakit apa ga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhahahha, kok lebay banget sih mas.
      Pake oksigen itu segar banget, namanya juga dpt suppy oksigen, ga sakit sama sekali, kebetulan ini udah kali kedua aku dipakein oksigen, dulu pernah dirawat di RS pake oksigen juga, jd ga asing lagi hahhaa

      Delete
  7. Tulisannya cukup bikin tegang mba, tapi aku enggak bisa ngerasain apa yang dialami karena belum pernah ngerasain lahiran. Mbak meta kuat, pasti sembuh. Selamat ya mbak atas kelahiran anaknya. Suatu hari boleh dong dedeknya di posting di blog, jadi pengen tau perkembangan si dedek^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak Nana, ya buat gambaran aja mbak, tp ga bisa jadi patokan ya, soalnya every mom has their own story.

      Hihihi, kapan2 ya mbak, aku ngumpulin niat dulu buat nulis tentang si bayik

      Delete
  8. yang terpenting selamat mbak sudah melahirkan, semoga anaknya nanti nurut sama orang tua ta :D

    ReplyDelete
  9. orang lelaki mesti baca entry ini. barulah mereka akan kenang jasa dan pengorbanan wanita yang melahirkan zuriatnya... juga ibu yang membawanya ke dunia ini... bukan mudah untuk mengeluarkan satu nyawa sedangkan anda (lelaki) hanya sekali berkhatan sudah rasa seperti mau mati. inikan pula sakit bersalin, seperti 20 tulang dipatahkan serentak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahha, iya kak, biar diluar sana nggak ada suami2 yang menyakiti istri ya kak?

      Delete
    2. you're right. pada masa sama, boleh membantu mengurangkan masalah penderaan (abused) terhadap para isteri / wanita, physically or mentally...

      Delete
  10. Alhamdulillah akhirnya bisa lahiran normal biarpun butuh waktu 23 jam ya mbak Meta. Anaknya juga lahir selamat tidak kurang suatu apapun 😀

    ReplyDelete
  11. Luar biasa para ibu yang berjuang hidup mati ut persalinan. Semoga selalu sehat mb.

    ReplyDelete
  12. Adooohhhh ngiluuuuuuuu baca akhirnya.
    Btw itu ketuban harus pecah sendiri ya? ga boleh dibantu pecahin?
    Jujur ya, saya penasaran banget sama rasanya kontraksi itu, meskipun saya ogah hamil lagi, ogaaaahhhhh, kagak mauuu.... menderita banget hamil dan mengurus anak seorang diri ituh :D

    Tapi serius, 2 kali lahiran, saya blas sama sekali belum tahu rasanya kontraksi itu kayak apa?
    Mules itu kayak apa?
    Mules yang pernah saya rasakan itu ya cuman mau pup hahahaha.
    Sama kah rasanya? :D

    ini gegara 2 kali lahiran, bayi masih diam-diam aja, eh digedor suruh keluar dari perut hahahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahhahaha

      Nggak mbak, punyaku dipecahin kok sama bidannya, karna bukaan udah lengkap, biar dede bayi makin mulus keluarnya.

      Kontraksi itu nikmat banget mbak rey, ga bisa diungkapkan dg kata2 pokoknya, apalagi pas cek bukaan, itu tangan bidan masuk ke vagina aduh rasanya mbak.

      Rasanya mirip kaya mau pup, tp ga boleh ngejan, harus ditahan kalau belum waktunya, aduh sesuatu banget pokoknya

      Delete
    2. Astagaaa dipecahin, dududuhhh, ngiluuu saayyy, betapa lahiran normal itu nggak kalah aduhai ya.
      Nah tangan bidan masuk itu loh say, seumur-umur baru sekali saya rasain, astagaaaa sakitnya minta ampun, kayak abis dimasukin cabe, sampai saya nanya, Bidannya apa habis pegang cabe kah? hahahaha.

      Sumpah malu banget waktu itu, soalnya pas anak pertama, ga ada yang ngecekin dalam gitu, kok yang kedua malah pakai cek dalam gitu, hahahaha

      Delete
  13. perjuangan seorang ibu memang tiada duanya, luar biasa

    jasa seorang ibu bahkan tidak akan bisa di gantikan oleh dunia dan seisinya, kurang lebih seperti itulah, cemungut untuk ibu ibu indonesia

    ReplyDelete
  14. Aku tegang banget bacanya kak, aku jadi takut banget huhuhuhu, aduh aku takut diinfus, sakit banget ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh takut kenapa beb, soalnya every mom has their own story kok, kalau udah tiba saatnya pasti kuat.

      Aku udh kebal sm infus beb, jd ya biasa aja, dulu pas aku tifus lemes banget, malah aku yg minta diinfus, biar dapat supply energi dr cairan infus hahaha

      Delete
  15. Saya waktu itu nungguin kakak saya melahirkan di bidan, soalnya suaminya masih diperjalanan dari bandara. Pas lagi lahiran triak2 terus, saya yg denger aja ngeri, apalagi yg ngalamin.
    Tp untunglah semua sehat & selamat ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhahahha, yg nungguin gmn rasanya mas? wkkwkwkw
      Iya mas, makasih bnyk ya

      Delete
  16. Aku ga santai bacanya kak beb, deg-deg ser gimana gitu.
    untunglah bisa lahiran normal sesuai harapan ya kak, meskipun dramanya banyak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya beb, emang ini keinginanku, kalau mau SC mah, dr awal juga SC aja jg bisa

      Delete
  17. Kak Ursula, aku ikutan deg-degan bacanya 😭 untunglah semuanya udah berlalu dan keinginan untuk melahirkan secara normal bisa berhasil 😭🙏🏻
    Perjuangan seorang ibu memang nggak main-main 🥺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhahahha, ga usah deg2an gitu beb, santai aja santai hihihi

      Delete
  18. Apaa, udah semenegangkan itu selama 23 jam dan masih ada bonus robekan parah? Astaga, segitunya ya perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya. Berarti bener ya kata orang, melahirkan emang mempertarukan nyawa, no kaleng-kaleng.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahhaha, iya beb, eh tp jgn salah, yg melahirkan lancar tanpa sakit tanpa kontraksi jg byk loh, soalnya every mom has their own story.

      Delete
  19. Alhamdulillaah, selamat ya mbak Meta :) AKu ikut bahagia loooh....iya dong dengan segala niat sejak awal dan konsekuensinya akhirnya mbak bisa melahirkan secara normal. Kedua anakku jug juga dilahirkan secara normal :) Malah si bungsu itu bisa keluar setelah 20 jam menunggu hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihihi, makasih banyak ya mbak, anak kedua aku juga pgn normal lagi pokoknya

      Delete
  20. congratulations dear! I hope you and the baby will stay healthy always!

    ReplyDelete
  21. Waduh??? Aku bacanya kok dak .... Dik.... Duk ...dear, serasa jantung mahu copot. Tapi was syukurilah, si dedek lucu nan imut udah terlahir ke dunia suatu anugrah terindah.

    ReplyDelete
  22. Waduh, deg-deg'an sendiri baca ceritanya. Btw, selamat ya mbaak! Semoga anaknya jadi anak yang pinter dan hormat sama orang tua yaa! Amiiin :D.

    ReplyDelete
  23. duh mbak aku nggak bisa bayangin robekan perineum ini, sungguh :(
    alhmadulillah udah sembuh yaaa, huhu... big hug

    ReplyDelete
    Replies
    1. cerita sobekan perineumnya posting besok ya mbak, seru deh hahaha

      Delete
  24. Duuuuh mba meta, ikut muleees aku bacanyaaaa , apalagi denger ada robekan :(. Tapi apapun, congraaaaaats akhirnya si baby lahir yaaa :). Semoga sehat selalu ibu dan bayinya. Ngerti banget kenapa kalian bisa sampe nangis bahagia gitu :).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh napa mules mbak, sakit peyut ya hihihi.
      Amin, makasih ya mbak fanny

      Delete
  25. Mbak Ursula salam kenal ya. Perdana menjejak ke blogmu. Sama mbak aku pas lahiran anak pertama, ngejan berkali-kali, gak keitung dan rasanya benar-benar kayak mau mati. Sampe di sela-sela ngejan aku bilang ke suamiku kalau aku udah ga kuat lagi, maksudnya ga kuat hidup lagi saking sakitnya. Hehehe...kalau ingat-ingat itu suka ketawa sendiri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo salam kenal mbak imel, lah kok sampe bilang ga kuat hidup gitu sih.
      Kalau aku karna udah tekat bulat mau normal jd terjang terus hahhaa

      Delete
  26. congratulations for the baby! semoga sehat selalu ya kak baby nya!

    ReplyDelete
  27. Selamat ya kak, semoga selalu sehat semuanya ya,

    btw kak, aku langung terharu baca perjuangan melahirkan dirimu. jd ingat pas ngelahirin anak bungsuku, udah 8 thn lalu si heheheh

    sakitnya masih aja terasaaaa yaaa

    selamat kakak, turut berbahagia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya mba.
      Loh kok masih sakit mba, itru normal atau sesar mba?
      aku udah ga ngrasain apa2 soalnya hihi

      Delete
  28. Alhamdulillah ya mbaa.. selamat atas kelahirannya..
    ngilu banget bacanya ada robekan gitu.. btw, mba kalo lahiran normal terus ada robekan itu pas proses jaitnya dibius gak mba??

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mba, karna aku robek grade IV, jadi diobras mba, bukan di jahit, ya pasti dibius dong hihihi, cerita ini udah aku tulis juga kok di blogku

      Delete
  29. selamat mba meta untuk kelahiran si kecil, sekarang dirumah makin rame aja
    alhamdulilah sehat mba

    ReplyDelete