Serunya Jelajah Sehari Kota Semarang

By Ursula Meta Rosarini - 1:32 pm

07 Februari 2017




Haiiii, kali ini aku mau share keseruanku dan teman2ku mbolang di Semarang seharian. Jadi ceritanya, Jumat malam, 06-01-17 aku dan beberapa teman dari Jakarta ke Semarang buat menghadiri pernikahan teman kami di Ambarawa 07-01-17. Kami menginap di sekitar Gua Maria Kerep Ambarawa, aku dan 6 orang temanku memutuskan untuk backpaker ke Semarang hari minggu tanggal 08-01-17. Perjalanan dimulai dari penginapan, dengan berjalan kaki sekitar 15 menit ke Terminal Ambarawa, dari situ kami naik bis mini jurusan Semarang kota. 

Selfie dulu sambil nunggu bus nge-tem
1. Nissin Cafe and Emporium

Tujuan pertama kami adalah ke Nissin Cafe and Emporium di Ungaran dengan membayar sebesar 7 ribu per orang, kalo kamu melihat terdapat banyak toples raksasa (produk Nissin) di sepanjang jalan sebelah kanan itu artinya sudah di area Pabrik Nissin, bis berhenti tepat di sebrang jalan Nissin Cafe & Emporium, perjalanan sekitar 25 menit, karena ini baru pukul 08.00 WIB, jadi cafenya masih sepi.

Nissin Cafe and Emporium Ungaran
Tempatnya bagus, bersih, rapi, makanannya juga enak, walapun ya, harganya masih terjangkau, walaupun aneh banget gak sih, backpaker an tapi makannya di cafe hehehe,. Menu makannya pun lengkap, mulai dari puding, waffle, soup, sandwich, sampai makanan berat ada semua, untuk menu seperti mie ayam, nasi goreng, nasi tim berkisar antara 25-40 ribuan, es teh 5 ribuan dan jus buah 12-20 ribuan.

Oke setelah kenyang, dan waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB, matahari udh mulai terasa hangat dibadan, tapi belum afdol rasanya kalo belum berfoto dibawah plang Nissinnya, jadi sebelum meninggalkan tempat ini, sempatkan dulu untuk berfoto.



2. Pagoda Avalokitesvara

Tujuan berikutnya adalah, Vihara Buddhagaya di daerah Watugong yang dimana terdapat Pagoda tertinggi di Indonesia yang namanya sangat sulit untuk diucapkan dalam satu kali tarikan nafas yaitu Pagoda Avalokitesvara. Oke, kami menunggu mini bus dari Ambarawa ke arah Semarang kota, sama dengan bus yang kami naiki saat ke Nissin tadi. 

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit di mini bus yang super duper penuh, akhirnya sampailah di Vihara, kami mambayar 25 ribu untuk 7 orang. Letaknya tepat di sebrang Markas Kodam IV Diponegoro, Watugong, Semarang. Sampai lah kami di pos security, bapaknya baik banget, sampai2 nawarin penitipan tas dan bawaan kami yg super banyak dan berat, untuk masuk ke lokasi Vihara, kita hanya diminta mengisi buku tamu dan membayar retribusi seiklasnya, bener2 seiklasnya, tidak ada patokan tarifnya.

Sebelum sampai ke Pagoda, kami berfoto di Watugong yaitu Watu yang berarti Batu (Jawa) yang berbentuk Gong, yang menjadi asal muasal nama tempat ini.



Di depan Batu yang berbentuk Gong
Tempat ini cukup luas, mencapai 2,25 hektar dan dibangun tahun 1955. Setelah berfoto bersama batu yang unik tadi, sampailah kami pada halaman Vihara yang cukup luas, kebetulan cuaca sangat cerah, sinar matahari cukup menyengat, tapi itu tidak menghalangi untuk berfoto di halaman Vihara yang sangat indah itu.


di halaman Vihara
Setelah puas berfoto disini, badan udah gosong juga, akhirnya kami menuju ke halaman Pagoda, halaman pagoda sangat sejuk, karena disana terdapat pohon Bodhi yang sangat besar.

di tangga halaman Pagoda
Sebenarnya kami sangat menikmati udara disini, ingin duduk berlama-lama disini, tapi waktu yang terbatas membuat kami harus segera mencari spot foto yang lain, hehehe.. Masih di halaman pagoda, terdapat Patung dewa berwarna emas, tepat dibawah pohon Bodhi.

di bawah pohon Bodhi

di depan patung Budha
Di ranting2 pohon Bodhi terdapat banyak sekali pita merah yang berisikan harapan2, yang biasa disebut pohon harapan.

pohon harapan

di halaman Pagoda
pada tahun 2006 Museum Rekor Indonesia (MURI) menetapkan pagoda ini sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Tingginya mencapai 45 meter dengan 7 tingkat yang menyempit keatas. Sayangnya kami tidak memasuki lebih dekat bangunan pagoda tersebut. Di sisi lain, samping pagoda terdapat patung Budha tidur, yang panjangnya sekitar 5 meter. Ini sepertinya seperti yanga da di Thailand, yah sebelum ke Thailand, ada baiknya aku udah nyampe disini duluan, yang lokal-lokal dulu.

Patung Budha Tidur
Vihara buka pukul 07.00 - 21.00 WIB, dan karena ini adalah tempat ibadah, jadi berbicara yang sopan dan pakaiinya juga jangan yg terbuka2 yah (ini bukan mall hihihi). Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB, saatnya untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Kami menuju ke Semarang kota naik bus yang sama dengan 2 bus sebelumnya yang kami naiki, butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Tugu Muda semarang, dengan biaya 5 ribu per orang. Sesampainya di tugu muda, kami sudah sangat lelah, lapar, haus dan panasnya luar biasa. Kami turun di samping Museum Perjuangan Mandala Bakti, di halaman museum ini, terdapat banyak sekali gerobak penjual makanan, akhirnya kami memutuskan untuk makan ditempat itu. Berkurang satu teman kami karena dia harus pulang duluan ke Jakarta, tinggal ber 6 sekarang.

di halaman Museun Perjuangan Mandala Bakti
Beralaskan tikar, dibawah pohon yang rindang dan pemandangan kota Semarang membuat kami sangat menikmati makan siang kami. Aku membeli es Cendol Durian seharga 13 ribu dan Tahu Gimbal seharga 15 ribu, mantep banget deh pokoknya. Ada Batagor, Siomay, Bakso, Mie Ayam juga berbagai macam makanan & minuman lainnya disini. Di tempat ini ternyata terdapat Shuttle Bus gratis yang bisa menghantarkan kita ke Lawang Sewu dan Pusat Belanja Oleh2 loh, ya walaupun dari tempat ini ke Lawang Sewu hanya bersebrangan tapi kalo ada mobil gratis kenapa harus jalan kaki?? ahhaha, namanya juga backpakers, jadai harus semaksimal mungkin memanfaatkan fasilitas umum, ya dong, haha..

di Shuttle Bus Gratis
3. Lawang Sewu

Yups, tujuan selanjutnya adalah Lawang Sewu yang menjadi salah satu icon dari Kota Semarang. HTMnya 10 ribu per orang, disana terdapat jasa guide dengan tarif 50 ribu per guide per rombongan, karena ini tempat yang sangat bersejarah, kami memutuskan untuk memakai jasa guide tersebut. Jadi pada mulanya gedung ini adalah kantor dari Netherlands Indische Spoorweg (NIS) yang dibangun pada tahun 1904 dan selesai tahun 1907. Setelah kemerdekaan gedung ini dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia atau yang sekarang dikenal PT Kereta Api Indonesia. Setelah dilakukan pemugaran kemudian gedung ini dijadikan tempat wisata untuk umum dan diresmikan pada 5 Juli 2011 oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Lawang Sewu berarti Seribu Pintu, Lawang artinya Pintu dan Sewu artinya Seribu (Jawa). Pastinya banyak yang bertanya-tanya, kenapa gedung ini diberi nama Lawang Sewu, apakah benar jumlah pintu yang terdapat di gedung ini ada seribu? Hahaha, seperti halnya Pulau Seribu yang jumlahnya nggak sampai 1000, melainkan cuma 342 buah pulau, begitu pula dengan Lawang Sewu yang hanya memiliki 429 buah pintu tetapi memiliki lebih dari 1200 daun pintu. Sebagian pintunya memiliku 2 daun pintu dan sebagian lagi memiliki 4 daun pintu.
 

Pintu tanpa daun pintu, Spot wajib buat foto


Pintu dengan 4 daun pintu
So, nggak heran dong ya kalo gedung ini diberi nama Lawang Sewu, dimana2 ada pintu, hehe.. Selain sangat kokoh dan megah, gedung ini juga sangat bersih, terdapat banyak ventilasi udara yang membuat setiap ruangan di gedung ini jadi terang, yah meskipun sebagian besar ruangan di gedung ini hanyalah ruangan kosong tanpa furniture ataupun benda2 lainnya tapi benar2 menakjubkan.





di halaman tengah gedung Lawang Sewu.

Sebenernya ada ruangan bawah tanah disini. yang konon ceritanya dijadikan sebagai tempat tawanan perang dan penyiksaan pada zaman penjajahan Jepang, sayang sekali, ruangan tersebut sedang direnovasi saat kami datang, jadi dengan sangat sedih kami nggak bisa masuk, hiks hiks.. Kami hanya melihat sebagian dari ruang tersebut dari sebuah pintu, terasa sangat lembab di dalamnya karena kurangnya cahaya matahari kali ya, sekaligus banyaknya cerita-cerita mistis yang pernah aku dengar sebelumnya, hahaha..

Lantai paling atas untuk ruang dokumen

Di bagian paling atas gedung ini, tedapat sebuah ruangan yang sangat panas, ternyata haya beratapkan genteng, tanpa plafon, meskipun terdapat banyak jendela, teap saja rasanya panas banget, dahulu kala, ruangan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan dokumen.

Di jembatan penghubung antar gedung

Di bagian tegah gednung, diantara ruangan-ruangan

Di teras lantai 2
Oke setelah cukup puas mengelilingi gedung ini, sampailah kami di sisi samping gedung yang berhadapan langsung dengan Jalan Raya tepatnya Jalan Pemuda. Di sini juga terdapat satu buah loko kepala Kereta Api, ini juga jadi spot wajib buat berfoto. Tempat ini dibuka untuk umum setiap hari pukul 09.00 - 22.00 WIB.

Bersama Guide sekaligus Photographer

Tampak Samping gedung Lawang Sewu

Loko Kereta Api
4. Kawasan Kota Lama

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, saatnya melanjutkan perjanan ke destinasi selanjutnya yaitu Kota Lama Semarang. Kami berjalan kaki menyusuri sepanjang Jalan Pemuda, jalan santai sambil minum es, di tengah jalan, kami bertanya pada security dan katanya jaraknya hanya tinggal 500 meter lagi untuk sampai di Kota Lama, setelah kami berjalan lebih dari 500 meter kok nggak ada tanda-tanda Kota Lama yah, akhirnya kami cek di Google Maps, eh busyet ternyata jaraknya masih 1,9 KM lagi, what the hell, udah cape banget rasanya, jalan kaki dibawah terik matahari dengan barang bawaan seabreg, akhirnya kami memutuskan untuk naik Go-Car dengan biaya 10 ribu ajah.


Sesampainya di Kawasan Kota Lama, terlihat rumah dan bangunan-bangunan jaman dulu, banyak sekali orang foto2 di tempat yang klasik ini. Sopir mengantar kami sampai di belakan Gereja mBlenduk. Di sini aja sepeda Onthel Sespan untuk berfoto maupun untuk disewakan, tanpa berpikir panjang aku langsung minta keliling kawasan naik ontel tersebut, ternyata diluar dugaan, pacarku yang hobby banget ngonthel, ternyata kewalahan mengendarai sepeda klasik ini, untung aja bapak pemiliknya mau ngajarin dengan sabar.






Onthel Sespan ini disewakan dengan tarif 30 ribu per 30 menit, dan ini perlu teman2 ketahui yah, pacarku butuh waktu latihan sekitar 20 menit dan alhasil kami menikmati sepedaan cuma 10 menit hahaha. Setelah kami (aku dan pacarku) selesai muterin Kawasan Kota Lama dan kembali ke si pemilik sepeda, eeh, disana udah nangkring Onthel Sespan Pink buat spot foto.


Pemilik tidak mematok harga untuk numpang foto di sepedanya yang super duper cantik ini, cukup kasih seiklasnya aja. Oke, udah puas foto-foto sama onthel, saatnya melanjutkan perjalanan, baru aja kami akan meninggalkan lokasi ini, eh terdengar suara kendaraan yang sangat nggak asing di telingaku, preet epret epret muncullah seorang bapak tua mengendarai Vespa Sespan Pink, sumpah, ini kendaraan cantiknya warbiasah, akhirnya kami meletakkan kembali barang-barang bawaan kami dan berfoto-foto lagii. FYI, Pacarku ini anak (suka) Vespa, so aku tau banget lah, dia pasti seneng banget ngliat Vespa secantik itu, hahaha.





Kami nggak sewa kendaraan ini, cuma nyobain aja bentar, dan foto2 tentunya, pemilik juga nggak mematok tarif buat foto2 di Vespanya, kasih seikhlasnya aja. Bener2 bahagia lahir batin bisa nyobain kendaraan2 klasik yang sangat langka ini. Sebenarnya di sebelah Gereja mBlenduk ada sebuah taman kecil, taman Srigunting namanya, disana banyak orang berfoto-foto dengan speda onthel juga, tapi karena waktu sudah sore jadi kami memutuskan nggak ke taman itu, cukup selfie aja di depan Gereja mBlenduk. Gereja ini juga merupakan destinasi wisata loh di Semarang, karena bentuk gedungnya yang unik membuat Gereja ini lain dari yang lainnya.




Masih di Kawasan Kota Lama, kami menuju sebuah tempat yang wajib banget kita datangi buat foto-foto, yaitu akar besar yang menyatu dengan tembok dan jendela tua, mungkin ini jadi spot foto paling laris di tempat ini, harus sabar ngantri yah kalo mau foto-foto di sini. Lokasi ini juga sering dipakai buat foto prewedding, ya iya lah, spotnya bagus banget, gratis pula.




5. Cafe MGM Marabunta 

Waktu menunjukkan hampir pukul 17.00 WIB, salah satu teman kami pulang duluan ke Purwokerto. Tinggallah kami ber 5. Dari Kawasan Kota Lama kami berjalan sambil cari tempat buat makan malam, karena sebenarnya kami belum merencanakan mau makan malam dimana, kami melewati Jalan Cendrawasih dan disana kami melihat sebuah bangunan tua yang cukup megah, di teras juga terdapat mobil tua yang antik banget, disampingnya terdapat payung-payung berwarna-warni yang cukup cantik. Adalah MGM Marabunta Cafe & Gallery, akhirnya kami memutuskan untuk makan di cafe itu, cafenya tidak terlalu ramai, dan dipintu masuk tertera tulisan "Masuk untuk melihat galeri dan berfoto-foto saja bayar 10 ribu", ya intinya seperti itu. 




Waw, ini cafe tapi seperti apa ya, kursi2 tertata di samping dan depan pintu, tengahnya kosong, di bagian dalam terdapat banyak banget koleksi benda dan kendaraan antik, makin bahagia deh pacarku yang penggila barang-barang antik itu.



Cafe ini menjual menu makanan seperti bakso, nasi goreng, steak, spageti, dll, rasanya yah bisa diterima lidah, cukup enak, harganya pun sama lah seperti cafe-cafe pada umumnya, seingatku 25 - 40 ribuan. Pemilik cafe ini juga nawarin nyanyi, yah sapa tau aja ada yang mau nyumbang suara buat menghibur para tamu.




Buat kalian yang suka banget sama nuansa klasik dan benda2 antik kayak pacarku, wajib banget yah mampir ke cafe ini, manjakan mata kalian dengan koleksi benda antik di sini. Setelah puas berfoto-foto dan perutpun kenyang, saatnya untuk kembali ke Jakarta. Jarak dari Cafe ini ke Stasiun Tawang cuma 300 meter, cukup dengan berjalan kaki santai gak nyampe 10 menit kok.




Di Stasiun Tawang terdapat spot buat foto loh, hehe, kalo bosan nunggu KA, foto2 dulu ajah. Selain luas, stasiun ini juga bersih banget, banyak penumpang yang duduk di lantai saat menunggu KA datang. Toiletnya juga bersih banget, jadi nyaman kalau mau cuci muka dan gosok gigi. KA pun datang, saatnya beristirahat di perjalanan untuk kembali ke Jakarta. Makasih yah udah kunjungin blog aku, semoga bermanfaat dan menginspirasi. bye..


  • Share:

You Might Also Like

10 comments

  1. Wahhh ne mahh udah bagus banget bu....Gue Mw ngomong apalagi?Wahhh gue nulis aja ga betah panjang2 and ga detail...tapi kamu detail bgt...Wahh hebat pokoknya ta...Tinggal kedisplinan memposting tiap Minggu/bulan...

    ReplyDelete
  2. hahahahha, nyicil2 aja ngetiknya mbel, biar bisa detail

    ReplyDelete
  3. Buddhagaya Watugong, Lawang Sewu, kasawan kota Tua belum pernah cc kunjungi malah kalian yang sudah pernah. Met btw kamu salah tulis tuh bukan Buddhayaga tapi Buddhagaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo ci, aku baru baca komen cc hehhe, oh iya typo OMG, makasih ya cc, ayoo jelajahi semarang ci, cc kan sering bolak balik semarang tuh

      Delete
  4. Semarang itu menyenangkan kalau dikunjungi seharian. Ada banyak lokasi yang bisa kita datangi, tidak lupa dengan kulinernya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar sekali, masih banyak bgt yang pengen aku jelajahi di Semarang, pgn ke Sam poo kong, candi gedong songo, umbul sidomukti, benteng tua itu lupa namanya dll, ga puas bgt kalo cuma seharian hehehhe

      Delete
  5. ya ampun, seneng banget kak bisa backpackernya dpt byk tempat dalam satu hari, hemat waktu bgt yah, padahal naik angkotan umum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya dong, tips backpacker harus tentuin tempat wisata, biar ga buang2 waktu buat mikir atau cari tempat hhehehe

      Delete
  6. Semarang ini salah satu whistlist saya, soanya kotanya banyak museumnya, sebagai pecinta museum saya kudu kesini XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener banget mbak, disana banyak museum, cuss deh ke Semarang mbak.

      Delete